Loading...
Detail Berita

Indonesia Siap Dorong Kolaborasi Global untuk Pengembangan Panas Bumi

​Jakarta (17/09/2025) Indonesia memiliki potensi panas bumi terbesar di dunia, sehingga dinilai layak menjadi motor utama dalam transisi energi global. Pemerintah menegaskan komitmennya menjadikan panas bumi sebagai tulang punggung kedaulatan energi nasional sekaligus kontribusi nyata menuju target net zero emission dunia. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengajak dunia untuk bersama-sama memaksimalkan potensi energi bersih ini.

“Indonesia terbuka untuk berbagi pengalaman, teknologi, dan praktik terbaik dengan negara-negara sahabat. Mari kita memimpin revolusi energi bersih demi ekonomi tangguh dan warisan berkelanjutan bagi generasi mendatang,” ujar Bahlil dalam pembukaan Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) 2025, Rabu (17/9).

Menurutnya, salah satu tantangan utama pengembangan panas bumi adalah lokasi cadangan yang tersebar di wilayah terpencil, sehingga membutuhkan infrastruktur listrik yang memadai. Untuk itu, pemerintah menyiapkan jaringan transmisi sepanjang 48.000 km sirkuit dalam RUPTL 2025–2034 sebagai bentuk percepatan pembangunan energi baru terbarukan.

Dengan tema “Fostering Collaboration for a Green Economy in Indonesia: The Role of Geothermal Energy in Sustainable Growth”, acara ini diselenggarakan oleh Indonesian Geothermal Association (API/INAGA) bekerja sama dengan On Us Asia. Ketua Umum API/INAGA, Julfi Hadi, menegaskan bahwa panas bumi merupakan satu-satunya energi terbarukan yang bisa beroperasi stabil selama 24 jam, dengan faktor kapasitas di atas 90%.

“Karakteristik ini menjadikan panas bumi pondasi ideal bagi sistem energi bersih yang tangguh. Lebih dari itu, panas bumi adalah tulang punggung transisi energi Indonesia sekaligus pilar menuju swasembada energi sesuai Asta Cita Presiden Prabowo,” jelasnya.

IIGCE 2025 menghadirkan lebih dari 15 pembicara internasional, termasuk CEO perusahaan global, menteri energi dari berbagai negara, hingga peneliti terkemuka. Acara ini juga menampilkan lebih dari 150 perusahaan pameran internasional, forum investasi dengan potensi transaksi hingga USD 2 miliar, serta peluncuran 5 proyek geothermal strategis nasional.

Dalam kesempatan yang sama, Eniya Listiani Dewi, Direktur Jenderal EBTKE, mengumumkan paket kebijakan komprehensif untuk mempercepat pengembangan geothermal. “Pemerintah tidak hanya menargetkan, tetapi juga menyiapkan ekosistem kondusif. Indonesia ingin menjadi rujukan global dalam pengembangan geothermal yang berkelanjutan,” ungkap Eniya.