Loading...
Detail Berita

Infrastruktur Energi Terbarukan di Australia: Peluang Strategis dalam Transisi dari Bahan Bakar Fosil

Sydney, 19 Agustus 2025– Australia tengah berada di persimpangan penting dalam transisi energi. Seiring meningkatnya tuntutan global untuk dekarbonisasi, perusahaan energi tradisional tidak lagi sekadar menjadi pengamat, melainkan turut aktif membentuk arah sektor energi. Salah satunya adalah Ampol, yang kini menjadi studi kasus dalam strategi adaptasi menghadapi penurunan margin kilang dan kebutuhan mendesak membangun infrastruktur energi terbarukan.

Bagi investor, perjalanan Ampol menggambarkan peluang besar dalam mengalihkan modal ke perusahaan yang mampu bertransformasi dari bahan bakar fosil menuju energi terbarukan, dengan catatan dukungan kebijakan pemerintah berjalan seiring.


Tantangan Ampol dan Dorongan Reformasi Kebijakan

Ampol baru-baru ini memperingatkan rapuhnya proses transisi energi, khususnya terkait infrastruktur kendaraan listrik (EV) dan keberlanjutan sektor kilang. CEO Matt Halliday menyoroti lambatnya koneksi stasiun pengisian EV ke jaringan listrik, rendahnya nilai jual kembali kendaraan listrik, serta stagnasi angka adopsi. Masalah ini, menurutnya, mencerminkan hambatan sistemik dalam infrastruktur energi Australia.

Selain itu, operasi kilang Ampol mengalami tekanan akibat menyusutnya margin keuntungan. Program Fuel Security Services Payment (FSSP) yang dirancang untuk menjaga stabilitas justru dinilai kurang efektif menghadapi kenaikan biaya operasional.

Namun, langkah Ampol untuk beralih ke bahan bakar terbarukan menjadi contoh ketahanan perusahaan. Proyek Brisbane Renewable Fuels (BRF) di kilang Lytton, yang ditujukan memproduksi sustainable aviation fuel (SAF) dan diesel terbarukan dari bahan baku seperti minyak goreng bekas dan lemak hewan, sejalan dengan tren global. Saat ini, produksi SAF dunia mencapai 1,25 miliar liter pada 2024, dan Australia diproyeksikan mampu memproduksi hingga 14 miliar liter pada 2050 apabila didukung kebijakan memadai.


Peran Kebijakan Pemerintah

Ampol menekankan pentingnya reformasi kebijakan pada 2025. Pemerintah Australia telah meluncurkan Future Made in Australia Innovation Fund senilai 1,7 miliar dolar serta program sertifikasi bahan bakar terbarukan sebesar 18,5 juta dolar. Meski demikian, kebijakan tersebut dianggap belum cukup mengatasi risiko sistemik sektor energi.

Keberhasilan transisi ini dinilai bergantung pada tiga pilar utama:

  1. Insentif produksi – subsidi pengadaan bahan baku dan kredit pajak bagi SAF serta diesel terbarukan.
  2. Mandat permintaan – aturan wajib pencampuran bahan bakar terbarukan dalam distribusi nasional.
  3. Modernisasi jaringan listrik – percepatan pembangunan jalur transmisi dan stasiun pengisian EV untuk mengatasi hambatan.

Keberhasilan pemerintah Anthony Albanese dalam mewujudkan ketiga pilar tersebut akan menjadi penentu apakah transisi energi Australia hanya sebatas wacana atau menjadi kenyataan.


Peluang Investasi Strategis

Ampol merencanakan belanja modal senilai 600 juta dolar Australia pada 2025 untuk proyek bahan bakar ultra-low sulphur di Lytton serta proyek BRF. Selain itu, akuisisi EG Australia senilai 1,1 miliar dolar diproyeksikan memperkuat lini bisnis ritel dan mengurangi ketergantungan pada margin kilang yang fluktuatif.

Meski demikian, saham Ampol masih dinilai undervalued dibandingkan para pesaingnya, mencerminkan keraguan pasar terhadap biaya transisi. Hal ini justru membuka peluang bagi investor yang berpandangan jangka panjang, sebab proyek BRF yang ditargetkan beroperasi pada 2029 berpotensi menghasilkan nilai besar apabila selaras dengan reformasi kebijakan.


Langkah ke Depan

Transisi energi bukanlah proses linear, melainkan memerlukan penyesuaian kebijakan berulang dan alokasi modal yang berani. Peringatan Ampol mengenai keterlambatan infrastruktur EV dan rapuhnya sektor kilang seharusnya menjadi pemicu tindakan cepat pemerintah.

Bagi investor, pesan utamanya jelas: perusahaan yang mampu menjembatani bahan bakar fosil dan energi terbarukan—dengan dukungan kebijakan—akan mendominasi dekade mendatang.

Australia kini berada pada momentum kunci. Perjalanan Ampol dari raksasa kilang menuju pelopor energi hijau mencerminkan potensi besar dalam transisi strategis ini. Bagi yang berani berinvestasi, keuntungan tidak hanya berupa imbal hasil finansial, melainkan juga kontribusi nyata terhadap terciptanya ekonomi rendah karbon yang tangguh.