Loading...
Detail Berita

MEBI dan Komitmen Percepatan Energi Terbarukan melalui Biomassa

Jakarta (28/09/2025) - Milton Pakpahan, Ketua Umum Masyarakat Energi Biomassa Indonesia (MEBI), menegaskan komitmennya dalam mempercepat transisi menuju energi hijau melalui pemanfaatan potensi besar biomassa sebagai energi terbarukan (EBT). Ia menekankan bahwa biomassa memiliki keterkaitan erat dengan biofuel dan biogas, serta mampu menjadi pengganti sebagian penggunaan batu bara di pembangkit listrik.

Dalam kesempatan peringatan Hari Ulang Tahun ke-5 MEBI yang dirangkai dengan Turnamen Golf Charity di Permata Sentul Golf Club, Bogor, Minggu (28/9/2025), Milton menjelaskan bahwa konsep cofiring di pembangkit berbasis batubara telah berjalan. Sekitar 10 persen bahan bakar diubah dengan memanfaatkan biomassa, dan hal ini telah diterapkan oleh PLN bersama mitra Independent Power Producer (IPP), bahkan juga mulai diterapkan di kalangan industri.

Ia menambahkan bahwa dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034, telah dialokasikan kapasitas sebesar 900 MW khusus untuk biomassa. Proyek tersebut tersebar di berbagai wilayah Indonesia guna meningkatkan kontribusi energi terbarukan dalam bauran nasional. Biomassa sendiri dapat bersumber dari hutan tanaman energi, limbah perkebunan, sampah, hingga kelapa, yang seluruhnya memiliki nilai kalor cukup untuk menggantikan batubara.

Potensi biomassa tidak hanya relevan untuk kebutuhan domestik, tetapi juga menarik minat pasar internasional. Jepang dan Korea disebut telah meningkatkan permintaan terhadap produk energi biomassa dari Indonesia. Milton menilai kondisi ini sebagai peluang besar, sehingga perlu keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan pasar dalam negeri dengan penguatan ekspor.

Dalam rangka menjaga daya saing, MEBI aktif memberikan masukan kepada pemerintah terkait regulasi dan kebijakan harga. Milton menegaskan pentingnya adanya domestic market obligation (DMO) agar pasar domestik terlindungi. Ia mengingatkan bahwa tanpa harga yang kompetitif, investor bisa beralih ke pasar luar negeri.

Selain menyasar industri, MEBI juga berupaya menghadirkan solusi energi ramah lingkungan bagi masyarakat melalui pengembangan kompor biomassa. Program ini sejalan dengan inisiatif pemerintah dalam penyediaan dapur makanan bergizi gratis (MBG). Milton menegaskan bahwa biomassa dapat menjadi alternatif energi di dapur MBG maupun masyarakat umum, sekaligus mengubah persepsi bahwa sampah adalah kotoran menjadi aset energi yang bernilai.

Menutup pernyataannya, Milton berharap MEBI semakin solid dalam lima tahun ke depan. Ia menggambarkan MEBI yang baru berusia lima tahun sebagai organisasi yang sedang beranjak dewasa, siap memperluas jaringan ke daerah dan memperbesar kontribusi dalam pengembangan biomassa.

Dengan semangat tersebut, MEBI optimistis bahwa biomassa akan menjadi salah satu pilar penting dalam mewujudkan energi berkelanjutan di Indonesia yang pro-rakyat dan pro-lingkungan.