PASURUAN (03/10/2025) — Komitmen dunia industri dalam mendukung transisi menuju energi bersih kembali diperlihatkan oleh Coca-Cola Europacific Partners (CCEP) Indonesia. Perusahaan resmi mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap di kawasan Mega Distribution Center dan Pabrik PSD Pandaan, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Inisiatif ini menjadi bagian penting dari langkah nyata industri manufaktur dalam mewujudkan emisi nol bersih (net zero emission) dan memperkuat bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) nasional.
Peresmian dihadiri oleh Pj Bupati Pasuruan Dr. Nurkholis, S. Sos, M.Si, CIPA, CIHCM, Ketua DPRD Kabupaten Pasuruan Samsul Hidayat, perwakilan Dinas ESDM Provinsi Jawa Timur, serta jajaran manajemen CCEP Indonesia.
“Jawa Timur sebagai basis industri nasional berkomitmen mempercepat transisi energi di sektor manufaktur. Melalui implementasi PLTS Atap dan program energi bersih lainnya, kami menargetkan peningkatan bauran EBT di 12,5% pada 2025,” jelas Dr. Nurkholis.
Dengan kapasitas 2,4 Mega Watt peak (MWp) dan luas area 27.967 meter persegi, instalasi ini mampu menekan emisi karbon hingga 2 juta kilogram CO₂ per tahun. Pembangunan tersebut menjadi bagian dari komitmen global CCEP melalui inisiatif RE100, yang menargetkan penggunaan 100% energi terbarukan pada tahun 2030.
“Melalui kerangka keberlanjutan This is Forward, CCEP berkomitmen mencapai target net zero emission pada 2040 dengan target pengurangan emisi sebesar 30% di tahun 2030 dibanding 2019. Instalasi PLTS Atap di Pasuruan menjadi bagian penting dari komitmen kami dalam mendukung agenda transisi energi nasional,” terang Lucia Karina, Direktur Public Affairs, Communications, and Sustainability CCEP Indonesia.
Langkah ini memperkuat rekam jejak CCEP Indonesia sebagai pelopor pemanfaatan energi terbarukan di sektor industri minuman. Sebelumnya, pada 2020, perusahaan telah mengoperasikan PLTS Atap terbesar di Asia Tenggara berkapasitas 7,134 MWp, yang menekan emisi karbon hingga 7 juta kilogram CO₂ per tahun dengan investasi mencapai USD 5,8 juta.
Tak hanya mengandalkan tenaga surya, CCEP juga melakukan berbagai inovasi energi bersih lain seperti penggunaan 200 ribu lemari pendingin hemat energi yang menghemat hingga 178 juta kWh per tahun, serta konversi bahan bakar dari solar ke gas alam dan LNG untuk peralatan pemanas, pembangkit listrik, dan forklift sejak 2008.
Provinsi Jawa Timur sendiri memiliki potensi energi surya mencapai 176.390 MW, menjadikannya salah satu wilayah kunci dalam agenda transisi energi nasional. Dengan kontribusi 14% terhadap PDB nasional, pengembangan kawasan industri rendah karbon di provinsi ini menjadi langkah strategis dalam mendorong investasi hijau dan daya saing berkelanjutan.
“Kami mengapresiasi komitmen CCEP Indonesia dalam mendukung agenda transisi energi nasional. Implementasi PLTS Atap skala industri ini diharapkan dapat mendorong lebih banyak pelaku usaha untuk beralih ke energi terbarukan,” tambah Dr. Nurkholis.
Pembangunan PLTS Atap ini menegaskan bahwa sinergi antara pemerintah dan dunia usaha dapat menjadi katalis nyata dalam mewujudkan masa depan energi bersih, sekaligus membuka peluang pertumbuhan ekonomi hijau di Jawa Timur dan Indonesia.