Surabaya mulai membuka peluang investasi baru di sektor energi terbarukan hingga kecerdasan buatan (AI) melalui kerja sama dengan Otonomi Mongolia Dalam (Inner Mongolia), Republik Rakyat Tiongkok. Kesepakatan ini dibahas dalam pertemuan antara Direktur Jenderal Urusan Luar Negeri Daerah Otonom Inner Mongolia, Pang Hui, dengan Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, di Balai Kota Surabaya, Jumat (21/11/2025).
Dalam pertemuan tersebut, Eri menyampaikan bahwa Surabaya melihat potensi besar untuk kolaborasi dengan Inner Mongolia, terutama karena kesamaan karakter dan kekuatan sektor masing-masing wilayah.
“Kami melihat banyak kesamaan antara Surabaya dan Kota Hohhot. Kota Hohhot dikenal unggul dalam bidang peternakan, sebagai penghasil daging dan susu terbaik, energi terbarukan, dan Kecerdasan Buatan (AI), potensi yang sangat menarik bagi Surabaya,” kata Eri.
Ia menegaskan Surabaya siap membuka peluang investasi seluas-luasnya bagi investor dari Tiongkok, khususnya Hohhot. Selain menerima investasi, Surabaya juga ingin menawarkan potensi unggulan daerah, termasuk perdagangan, pariwisata, kebudayaan, hingga olahraga. Pertukaran budaya juga diharapkan dapat memberi nilai tambah, terutama mengingat keberagaman masyarakat Tionghoa di Kota Pahlawan.
Eri memastikan bahwa kerja sama ini tidak akan berhenti pada tataran konsep. Ia menyebut telah dibentuk tim kecil beranggotakan sekitar lima orang untuk menyusun langkah implementasi menuju Sister City yang nyata.
"Kami tidak ingin hanya sekadar berbicara. Kita akan langsung membahas secara mendalam mengenai kontribusi dan pertukaran konkret yang dapat diberikan Surabaya kepada Hohhot, maupun sebaliknya. Akan dibentuk tim kecil, terdiri dari sekitar lima hingga beberapa orang, yang bertugas merumuskan dan menentukan langkah-langkah implementasi kerja sama Sister City ini,” tegasnya.
Sementara itu, Pang Hui menyampaikan apresiasi atas sambutan Surabaya yang dinilai ramah dan terbuka terhadap kerja sama investasi. Ia menegaskan bahwa jarak geografis tidak akan menjadi penghalang terjalinnya hubungan yang lebih kuat antara kedua wilayah.
"Meskipun Indonesia dan Tiongkok dipisahkan oleh lautan dan jarak yang terbentang, hal ini sama sekali tidak akan menghalangi niat tulus Inner Mongolia dan Surabaya untuk menjalin kerja sama,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa pihaknya akan aktif menarik investor dari Tiongkok maupun Hong Kong untuk masuk ke Surabaya. Targetnya, penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) dapat dilakukan pada tahun mendatang.
"Sesuai harapan Bapak Walikota, kami menargetkan pembentukan kerja sama melalui Memorandum of Understanding (MoU) dapat segera terwujud di tahun depan," pungkasnya.